Translate

Kamis, 27 Maret 2014

The King of F1, Sebastian Vettel


Sejarah kembali terukir di ajang balapan Formula 1. Kali ini pelakunya adalah pebalap Jerman, Sebastian Vettel. Pebalap tim Red Bull Renault ini mencatatkan diri sebagai pebalap termuda yang menjadi juara dunia sepanjang masa penyelenggaraan F1. Vettel juara pada usia 23 tahun 133 hari di Sirkuit Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (14/11).
Rekor yang dibuat Vettel ini memperbaiki pencapaian pebalap Inggris, Lewis Hamilton, pada musim balapan tahun 2008. Pebalap McLaren Mercedes itu menjadi juara dunia saat berusia 23 tahun 301 hari.

Dalam wawancara seusai balapan, Vettel mengungkapkan, dirinya baru menyadari menjadi juara dunia setelah mobilnya melintas garis finis di Sirkuit Abu Dhabi. Padahal, semua anggota timnya sudah tahu dia juara sejak pertengahan balapan dengan melihat posisi dua pesaingnya, Fernando Alonso dari Ferrari dan rekannya satu tim, Mark Webber, yang terlempar dari posisi empat besar.
Menurut Vettel, timnya sengaja tidak memberitahu skenario ini sampai akhir balapan agar dia bisa konsentrasi untuk memenangi balapan. ”Sejujurnya saya tidak tahu apa pun. Menjelang sepuluh putaran berakhir, ahli mesin tim saya, Rocky (Guillaume Rocquelin), selalu memberi peringatan untuk membawa mobil ini sampai finis,” kata Vettel.

”Setelah menyentuh finis, semua orang berteriak. Saya sendiri tidak bisa berkata apa-apa karena masih tak percaya kalau saya menjadi juara dunia,” ujarnya.
Misi tidak mungkin

Sebelum balapan, Vettel mengaku tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan apa yang akan terjadi pada balapan nanti. ”Saya seperti mendapatkan perasaan dan imajinasi yang beraneka ragam sebelum memaksakan diri untuk tidur,” jelasnya.

Lumrah kalau Vettel sampai galau. Apalagi jika menengok penampilannya yang tidak konsisten selama musim balapan kali ini. Dia memang juara di lima seri. Namun, dia juga mendapatkan beberapa hasil buruk, baik karena kecelakaan ataupun masalah ketahanan mobilnya.
Dibandingkan para pesaingnya, Vettel adalah satu-satunya pebalap yang belum pernah memimpin klasemen pebalap. Di samping Alonso, tercatat ada tiga pebalap lain yang pernah memimpin klasemen, yakni Hamilton, Webber, dan Felipe Massa.

Sebelum balapan di Abu Dhabi, peluang Vettel untuk juara dunia bahkan cukup tipis. Di klasemen sementara pebalap, dia hanya berada di peringkat ketiga dengan koleksi nilai 231. Sementara di atasnya ada Webber dengan 238 poin dan Alonso 246 poin. Untuk menjadi juara dunia, Vettel harus menang di Abu Dhabi, itu pun dengan catatan Alonso dan Webber tidak boleh finis pada posisi empat besar.

Karena itu, buat Vettel, balapan di Abu Dhabi seperti sebuah misi yang tak mungkin. Namun, segala sesuatu masih bisa terjadi sampai akhir balapan. Dalam sejarah Formula 1, situasi seperti ini pernah terjadi pada musim balapan tahun 2007. Ketika itu, pebalap Ferrari, Kimi Raikonen, juga berada di posisi yang sama dengan Vettel. Namun, dalam balapan terakhir di Brasil, Raikonen menyodok dan menjadi juara dunia melewati pimpinan klasemen sebelumnya, Lewis Hamilton dari McLaren.

Karier cemerlang
Anak ketiga dari empat bersaudara itu mengenal ajang olahraga balap motor (motorsport) ketika ayahnya, Norbert, memberinya hadiah Natal sebuah gokar Bambini 60 cc pada saat usianya baru 3 tahun.

Nobert seorang maniak balapan, dan dia sering hadir sebagai penonton dalam beberapa ajang balapan besar di Jerman, seperti F1, MotoGP, dan balap turing lokal. Ibu Vettel, Heike, adalah ibu rumah tangga yang pada awalnya sempat cemas saat mendengar Vettel turun di ajang balapan.
Melihat istrinya cemas dan gugup saat melihat Vettel berlaga di ajang gokar yunior, Norbert lantas memperkenalkan Heike dan Vettel kecil kepada Michael Schumacher, yang dia kenal dari sebuah ajang balapan F3 Jerman (1990). Di luar dugaan, Schumi menjelaskan apa itu motorsport kepada Heike. Dia juga bahkan melihat Vettel mempunyai masa depan bagus di ajang tersebut.
Vettel mengawali karier balapnya dengan mengikuti lomba mobil Kart tahun 1995. Bakatnya terus terasah dan kemampuan balapnya kian berkembang dan matang sebagai pebalap yunior. Seperti kebanyakan pebalap F1 lainnya, tahapan balapan seperti formula BMW, Formula 3 juga dilaluinya. Bakat hebat Vettel pula yang membawanya bergabung dengan tim Formula 1 BMW Sauber.
Kesempatan mencicipi mobil F1 didapat Vettel pada sesi latihan hari Jumat di Grand Prix Turki (2006). Dia pun langsung mencatatkan diri sebagai pebalap termuda yang mengendarai mobil F1. Usianya ketika itu baru 19 tahun 53 hari. Balapan resmi pertamanya terjadi pada musim balap 2007 di Grand Prix Amerika Serikat. Ketika itu, dia menggantikan pebalap utama Robert Kubica yang cedera. Hebatnya, Vettel langsung memberi bukti dengan meraih poin pada lomba itu. Dia pun menjadi pebalap termuda yang bisa meraih poin di balapan F1.

Di luar kesibukan membalap, Vettel mengaku belajar banyak tentang trek-trek F1 lewat simulasi dan game komputer, seperti PlayStation, karena saat ini uji coba trek dengan menggunakan mobil sebenarnya sudah dibatasi oleh FIA. Dia juga gemar menonton film, mendengarkan musik, dan membaca buku. Dia sering bertukar buku dengan sesama pebalap F1, Nico Rosberg.
Setelah pindah ke tim Toro Rosso, Vettel menjadi pebalap utama. Dia pun terus menunjukkan bakat hebatnya. Dia menjadi pebalap termuda yang memimpin balapan di Grand Prix Jepang. Tahun 2008 menjadi awal prestasi emas Vettel, setelah menjuarai Grand Prix Italia. Lagi-lagi prestasi ini membuat dia tercatat sebagai pebalap termuda yang bisa menjuarai seri F1.
Tahun 2009, dia pindah ke Red Bull. Kemampuan balapnya kian matang meski kerap terlihat terlalu agresif. Namun, keberuntungan belum memihak Vettel. Meski mampu merebut gelar juara di empat seri, hasil itu belum cukup mengantarnya ke puncak klasemen dan harus puas sebagai runner-up di bawah Button.

Tahun 2010 menjadi puncak kehebatan Vettel. Terlepas dari aksi balapnya yang hebat serta dukungan tim yang solid, musim ini Vettel juga dinaungi keberuntungan. Dia menjadi juara setelah dua pesaingnya meraih hasil buruk dan terlempar dari posisi empat besar pada balapan terakhir di Abu Dhabi. Hasil inilah yang mengantarnya menjadi juara dunia. Jika pada awal karier F1 Vettel dijuluki ”Bayi Schummy”, sekarang Vettel boleh disebut pengganti Schummy, legenda hidup F1 yang sama-sama berasal dari Jerman

Korean Grand prix

Bahrain Grand prix

Japan Grand prix

German Grand prix

Singapore Grand prix

Indian Grand prix

Belgian Grand prix

United States Grand Prix

Italy Grand prix

Abu Dhabi Grand prix

Brazil Grand prix

Canadian Grand prix

Malaysian Grand prix

Spanyol Grand prix



New Delhi Grand prix


Sebastian vettel kecil

"RUMAH BOTOL" Hasil Karya Arsitek Indonesia, Ridwan Kamil


Ridwan Kamil adalah arsitek muda Indonesia dengan reputasi Internasional. Nama besar dan karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak arsitek muda lainnya di Indonesia. Selain sibuk berprofesi sebagai arsitek, Ridwan Kamil juga menjadi penggagas dan Direktur dari Bandung Creative City Forum. Salah satu masterpiece arsitektur Ridwan Kamil adalah rumah tinggalnya sendiri.

Terletak di kota berhawa sejuk, Bandung, Indonesia, arsitek yang akrab disapa dengan sebutan Emil ini membangun rumahnya dari 30,000 botol kaca bekas minuman energi. Emil memilih botol minuman berenergi merk terkenal ini karena menurutnya botol minuman ini tidak dikumpulkan kembali oleh si pemilik industri untuk diisi ulang, seperti yang biasanya dilakukan oleh minuman ringan kemasan botol yang banyak beredar di pasaran. Emil mengumpulkan puluhan ribu botol kaca bekas itu selama 2 tahun! Ini menunjukkan komitmennya yang sangat tinggi terhadap konsep rancangan dan idenya untuk sekaligus mengurangi sampah di kotanya.




Rumah hasil karya Ridwan Kamil ini tidak cukup mendapat acungan jempol saja, rumah uniknya mendapat gelar juara dalam Green Design Award 2009, yang diselenggarakan oleh BCI Asia (Building Construction Information Asia).

Rumah tinggalnya yang memanfaatkan botol bekas minuman berenergi itu ternyata berhasil menyisihkan karya delapan puluh peserta lain dari delapan negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Hongkong, dan Cina. Sungguh benar-benar prestasi anak bangsa yang sangat membanggakan.


Bermula dari ide saat melihat pekerja bangunan di rumahnya yang sering minum minuman berenergi, ide memanfaatkan botol bekas pun muncul.

“Ide membuat rumah botol itu datang dari pekerja yang menggarap rumah saya. Mereka itu sering mengonsumsi minuman berenergi itu. Botol-botolnya jadi sampah. Dari situ mulai ada ide, apalagi warnanya cokelat, senada dengan warna kayu,” ucap pria kelahiran Bandung, 4 Oktober 1971 itu.

Ridwan Kamil menghabiskan 30.000 botol bekas untuk membangun rumahnya, yang berdiri di atas tanah seluas 373 meter persegi, di kawasan Cigadung Selatan. Botol-botol bekas yang ia gunakan sengaja ia pasang di tempat yang dilalui sinar matahari, tujuannya adalah untuk menangkap dan membiarkan sinar matahari tersebut dapat tembus ke dalam rumah.




UNIK DAN INDAH
Kalau Anda sudah sampai di kawasan Jalan Tubagus Ismail, Bandung, lalu Anda bertanya kepada tukang ojek mana pun soal Rumah Botol, Anda dengan mudah akan mencapainya.

"Julukan Rumah Botol memang julukan rumah saya. Dari depan pun sudah tampak, bahwa dinding ruang tamu sepenuhnya terbuat dari susunan botol," kata Ridwan sambil mengusap botol-botol itu.

Selanjutnya ia menyambung, "Bayangkan, betapa ribuan cerita tersimpan di dalam botol-botol ini. Mungkin, salah satu bekas Anda bukan? Atau bekas artis terkenal, bekas tukang becak, atau bahkan bekas dipakai orang penting lain. Tiap botol pasti punya kisah menarik."




PERMAINAN CAHAYA
Umumnya orang yang belum melihat rumahnya secara langsung atau setidaknya belum melihat foto rumahnya, tentu yang terbayangkan tentang rumah Ridwan Kamil adalah bentuk aneh dan tak wajar. Maklum, tumpukan botol bekas umumnya menimbulkan bayangan akan sampah yang tak karuan bentuknya.

Namun, rumah Ridwan sungguh rumah yang indah secara umum, bahkan terpuji secara arsitektur modern. Rumah itu mendapatkan penghargaan Green Design Award 2009 dari Building Construction Information Asia, menyisihkan delapan puluh peserta lain dari delapan negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Hongkong, dan China.

Botol-botol bekas minuman energi itu ditata Ridwan dengan pembingkaian batang besi sehingga menghasilkan sebuah jajaran merata yang brwarna coklat. Di sisi rumah yang lain, jajaran botol itu dibagi-bagi lagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang mungkin membuat Anda sama sekali tak percaya, rumah itu tak punya gambar rancangan apa pun selayaknya karya seorang arsitek.

"Rumah ini dibangun dengan perintah lisan saja," kata Ridwan.

Bagi Ridwan, rumah pribadi harus sesuai dengan keinginan pribadi.

"Maka, saya rancang sambil jalan. Saya selesaikan satu blok demi satu blok tergantung dana yang ada. Kalau ada dana lagi, baru bagian lain dibuat. Rancangan bukan berdasarkan gambar, tetapi berdasarkan perasaan saja," katanya.

Bahkan, pemakaian 30.000 botol bekas pun datang dari ide yang mengalir saat pembangunan berlangsung, bukan sejak awal.

"Saya perhatikan, ada tumpukan botol bekas minuman energi yang diminum para tukang. Kena cahaya sore, timbul pendaran yang indah. Saya lalu terpikir untuk memakai botol-botol itu sebagai elemen estetika rumah saya," katanya.

Kemudian, selama enam bulan penyelesaian rumah itu tertunda karena perlu sekitar 30.000 botol yang dikumpulkan dari seluruh pemulung yang bisa dijumpai Ridwan di Jawa Barat. Harga per botolnya memang hanya Rp 50, tetapi mencari botol bekas begitu banyak memang perlu waktu tak sedikit.


RUANG BIOSKOP
Pendekatan pribadi terpenting dari Rumah Botol adalah adanya sebuah "ruang bioskop" di dalamnya. Di ruang itu, Ridwan senang berbagi cerita atau memutar film bersama sahabat-sahabatnya.

"Ruang bioskop" itu semata sebuah ruang terbuka yang merupakan perbatasan antara bangunan ruang tamu dan ruang keluarga. Sebagai tempat duduk, tangga yang ada termanfaatkan dengan baik, bahkan telah dirancang "kursi" untuk orang gemuk dan kursi untuk orang yang ukuran tubuhnya normal.

Sisi layar adalah dinding belakang ruang tamu. Sebuah multifungsi yang cerdas. Selain itu, Ridwan juga memakai jasa pelukis lokal, Ian Mulyana (almarhum), untuk memberi imbangan pada elemen-elemen permanen yang ada.

"Di antara batu dan logam, lukisan-lukisan Ian Mulyana yang saya pesan khusus memberi aksen dan penegasan pada aliran rancangan," katanya sambil menggerakkkan tangannya mengikuti pola lantai dari batu menuju tangga, lalu pintu, dan berakhir di lukisan Ian yang bercorak abstrak dengan tiga bulatan di dalamnya.

Ridwan bahkan mengecat sendiri dinding kamar anaknya demi keselarasan semua elemen desain yang dibuatnya.

"Bagi saya, rumah ini sangat mewakili segenap pikiran dan proses hidup saya," katanya.


Kerja kerasnya ini tidak sia-sia, pada tahun 2009 Emil dianugrahi Green Design Award 2009 oleh BCI Asia, mengalahkan sedikitnya 80 partisipan lain dari 8 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Philippines, Hong Kong dan China. Rumah yang berdiri di atas lahan berbentuk trapesium seluas 373 meter persegi ini layak diberi label green bukan hanya karena dibangun dari limbah botol kaca lokal, melainkan juga karena sifat kaca yang tembus pandang memungkinkan cahaya matahari masuk pada siang hari membuat bangunan ini mampu menghemat penggunaan cahaya lampu pada siang hari.

Dokter Termuda di Indonesia, Dr. Riana Helmi


Masih ingatkah Anda dengan seorang remaja putri berusia 17 tahun yang pernah menggegerkan dunia pendidikan Indonesia pada pertengahan 2009. Gadis mungil ini berhasil meraih gelar sarjana kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada usia yang sangat muda, yakni 17 tahun 11 bulan.

Dia adalah Riana Helmi putri berkerudung kelahiran Banda Aceh 22 Maret 1991. Putri pasangan Rofi’ah dan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Helmi, S.H. ini tercatat sebagai sarjana termuda di Indonesia dengan Predikat cumlaude dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,67.

Keberhasilan Riana ini, membawanya meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada hari Sabtu bulan Juni 2010 sebagai lulusan Termuda. Bahkan, UGM pun meraih penghargaan yang sama sebagai universitas yang berhasil meluluskan sarjana kedokteran termuda.

Keberhasilan Riana tentu melalui proses yang tidak mudah. Godaan dan tantangan selalu menghadang pada setiap langkahnya.

Di tengah kesibukannya, Riana Helmi masih bisa menyisihkan waktunya untuk berbagi kisah dengan Alhikmah.

Riana Helmi hidup di keluarga yang sederhana. Ia. Ayahnya yang seorang Polisi, membuat anak pertama dari 3 bersaudara ini beserta keluarganya terpaksa berpindah-pindah domisili. Mulai Aceh, Karawang dan berakhir di Sukabumi, tergantung tugas yang diemban sang ayah.

Di usia 3 tahun, Riana sudah pandai membaca. Sang ibulah yang amat berperan dalam pendidikan Riana sejak usia dini.

“Ibu saya seorang yang sangat tekun dan ulet. Beliau sendiri yang mengajari saya membaca, menulis, berhitung, juga membaca Alquran. Beliau selalu ada waktu untuk membantu saya jika saya mengalami kesulitan mengenai pelajaran dan tugas-tugas di sekolah,” tutur Riana.

Sang ayah pun berperan aktif. Riana menilai ayahnya sebagai orangtua yang sangat peduli terhadap perkembangan pendidikan anaknya. Ia sangat memperhatikan pelajaran Riana di sekolah dan membantu apapun keperluannya untuk memenuhi tugas-tugas sekolah. Riana masih ingat betul bagaimana sang ayah selalu mengantarkan dan menjemputnya ke sekolah.

“Beliau seorang yang penuh perencanaan akan pendidikan saya. Saya pikir, saya harus banyak mencontoh kegigihan, sifat bersunguh-sungguh, dan kerja keras dari beliau,” kata Riana.

Riana mulai masuk Sekolah Dasar (SD) pada usia 4 tahun. Bukan lantaran paksaan dari kedua orang tuanya, namun, kecerdasan Riana memang sudah tampak setahun sebelumnya, saat berusia tiga tahun.

Riana sejak kecil memang jarang bermain layaknya anak seusianya. Ia menghabiskan waktunya dengan banyak belajar dan ia sangat menikmatinya.

Riana menyelesaikan SD selama 6 tahun dengan prestasi yang sangat memuaskan. Setelah itu ia mengikuti program percepatan (akselerasi) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui beberapa tes IQ akademik.

Hasilnya, Riana selalu lolos uji, sehingga ia bisa menamatkan SMP dan SMA, masing-masing 2 tahun lamanya. Logis jika jenjang pendidikan SMA berhasil dilalui saat usianya baru 14 tahun.

Di Fakultas Kedokteran UGM
Cita-citanya sejak kecil yang ingin menjadi dokter, membuat dia begitu mantap untuk mendaftar ke Fakultas kedokteran di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, melalui jalur Penelusuran Bakat Skolastik (PBS). 

Program ini diseleksi langsung oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi. Dan impian itu mulai tampak di depan mata setelah ia berhasil lulus seleksi PBS.

Masuk dunia kampus, Riana menghabiskan waktu dengan banyak membaca buku serta berdiskusi dengan teman-teman kuliahnya. Bagi Riana gerbang menuju ilmu pengetahun tiada lain adalah dengan rajin membaca. Selain aktif belajar di kampus ia juga rutin mengikuti kajian Islam ilmiah di sekitar kampus.

“Banyak sekali waktu untuk membaca. Terkadang, saya menargetkan 1 buku untuk tiap akhir pekan, jika tidak ada tugas kuliah yang harus segera diselesaikan,” tutur Riana.

Riana terbiasa belajar mulai sejak pukul 3 dini hari hingga subuh menjelang. Tapi kalau ada ujian ia bisa belajar sampai larut malam. Ia mengakui tugas-tugas kuliah di fakultas kedokteran sangatlah banyak, namun karena dengan kecerdasan, ketekunan dan doa yang selalu ia panjatkan pada Khaliknya, Riana berhasil melewati semua itu.

Persis dalam jangka waktu 3 tahun 8 bulan, Riana akhirnya berhasil menyelesaikan kuliah dengan meraih gelar Sarjana Kedokteran UGM. Saat itu usianya 17 tahun 11 bulan.

Spirit Riana
Sekarang ini Riana masih sibuk menjalani program profesi dokter muda (ko-asistensi) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, RSUP Soeradji Tirtonegoro di Klaten, Jawa Tengah, RSUD Banyumas, RSUD Wates dan beberapa rumah sakit yang lainnya. Ia menargetkan selesai koasistensi tepat waktu di akhir 2010. Setelah itu, ia akan dilantik secara resmi menjadi dokter.

Perjuangan Riana Helmi memang masih panjang. Prestasi yang ditoreh tentu menumbuhkan bertitik harapan, bahwa dengan kesungguhan, kegigihan, dan tentunya doa yang tak putus dipanjatkan, mampu mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Terakhir, kepada generasi muda ia berpesan, “Mumpung masih muda, masih banyak waktu untuk dapat terus mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, baik ilmu agama maupun ilmu lain sesuai profesi dan tuntutan masing-masing. Bersemangatlah atas apa-apa yang bermanfaat bagimu, dan minta tolonglah kepada Allah, dan janganlah kamu merasa lemah (malas).”

Jumat, 21 Maret 2014

5 Ilmuan Menjadi Muslim, setelah melakukan Riset Ilmiah

1. Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir'aun

Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk Islam diawali pada tahun 1975.

Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des Pharaons et la Midecine'.

Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".

Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.

Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini".



2. Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam

Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing".

Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."

Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau memeluk Islam.


3. Demitri Bolykov, meyakini matahari akan terbit dari Barat

Sebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.

Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.

Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan "kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.

Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.

Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.

Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.
Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."


4. Dr.Fidelma O’Leary, menemukan rahasia sujud dalam salat

Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.

Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.

Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

5. Profesor William, menemukan tumbuhan yang bertasbih

Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam menggunakan alat perekam canggih.

Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor. Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami, karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk rangkaian garis.
Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.

Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.

Peniliti muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan tim peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.

Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang berbunyi:
"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun," (QS Isra: 44).
Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:

"Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," demikian ungkapan William.

Srikandi Ekonomi Indonesia, "Sri Mulyani Indrawati"


Salah satu menteri ekonomi yang paling hebat di dunia mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan. Meski mundurnya karena akan memegang tugas yang lebih mulia seperti Managing Director Bank Dunia. Tapi tak pelak lagi merupakan kabar menyedihkan bagi sebagian besar masyarakat. Karena, merupakan menteri paling berprestasi di kabinet. Tetapi sebaliknya bagi sebagian kecil masyarakat, khususnya bagi lawan politik yang selama ini membidiknya adalah kabar gembira. Dengan potensi dan prestasi yang luar biasa banyak pihak sangat menyayangkan kemundurannya. Sang srikandi ekonomi di negeri sendiri di kuya-kuya tetapi sangat dihargai di dunia internasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ditunjuk sebagai Managing Director Bank Dunia mulai 1 Juni 2010. Sri Mulyani kabarnya sudah mengajukan pengunduran diri dari posisinya sebagai Menkeu. Sri Mulyani akan menggantikan Juan Jose Daboub, yang akan habis masa kerjanya per 30 Juni 2010. Sri Mulyani akan berperan untuk memperkuat dukungan dan implementasi reformasi Bank Dunia. Menurut Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick seperti dikutip dari Reuters, dia memiliki kemampuan yang unik dan pengalaman di Grup Bank Dunia, dari suatu titik yang menguntungkan dari negara berpendapatan menengah yang masih menghadapi tantangan kemiskinan yang signifikan. Bahkan Sri Mulyani sudah diincar oleh bank dunia setahun yang lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah merestui Sri Mulyani untuk mundur dari menteri keuangan menjadi Managing Director Bank Dunia.
Pelbagai pendapat dan opini berbeda dalam menyikapi pengunduran Sri Mulyani akan tergantung latar belakang pendidikan dan kepentingan individu. Bagi kelompok yang rasional tanpa terkontaminasi arus politik tampaknya akan menyayangkan pengunduran diri ini. Sebaliknya bagi kelompok yang tidak steril politik pasti akan meneriakkan pekik kemenangan. Tetapi bahkan sebagian lagi diantaranya mempermasalahkan bahwa Sri Mulyani lari dari masalah Century.

Kehebatannya
Pengunduran diri Sri Mulyani seharusnya merupakan kehilangan bagi bangsa Indonesia. Selama menjabat Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani telah bekerja keras menyelamatkan ekonomi bangsa. Berbagai sepak terjang yang hebat dari Sri Mulyani yang telah bergabung dengan pemerintahnya sejak 2004 silam. Sejak itu rangkaian kebijakan fiskal dan program reformasi birokrasi bidang perpajakan serta bea dan cukai dilaksanakan untuk mendisiplinkan penggunaan penerimaan negara. APBN Indonesia tahun demi tahun mengalami peningkatan signifikan sebagai akibat reformasi. Prestasi lain Sri yang paling menonjol adalah upaya keras bersama jajaran lain pemerintahan untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari dari dampak krisis moneter global pada 2008-2009. Hasilnya ekonomi Indoensia tetap tumbuh di saat negara-negara besar mengalami kemunduran. Indonesia di anatara termasuk 3 negara di Asia yang tidak terkena dampak krisis global. Bahkan dalam tahun ini rupiah termasuk salah satu mata uang di Asia yang paling stabil dan terbaik dalam penguatannya. Sri Mulyani sebagai ujung tombak dalam diplomasi internasional di forum G20 dan forum penting lainnya.
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Asia pada tahun 2009. Penghargaan ini diberikan oleh harian Emerging Markets. Penghargaan ini selalu diberikan bertepatan dengan sidang tahunan IMF dan Bank Dunia di Singapura.  Penghargaan itu punya korelasi langsung dengan kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan perbaikan. Sri Mulyani dipilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia berdasarkan kriteria seperti peningkatan ekonomi, pertumbuhan, kepercayaan investor, rating, dan penilaian investor asing. Sumber penilaian mereka adalah para bankir, analis, dan investor dari dunia Internasional.
Tidak hanya itu menurut CNN edisi Asia  Sri mulyani masuk daftar 8 wanita Asia yang paling berpengaruh dari sisi ekonomi dan politik bersamaan dengan Hari Perempuan Internasional dunia ke-100. Sri Mulyani Indrawati, juga menempati peringkat 71 dalam daftar seratus tokoh perempuan berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes tahun 2009. Menyiasati resesi global, Sri Mulyani mengupayakan penggunakan mata uang selain dolar Amerika Serikat dalam perdagangan di kawasan Asia. Perempuan itu juga mendukung Jepang terkait program nuklir Korea Utara dan juga inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afganistan. Dikenal sebagai reformis, Sri Mulyani memerangi korupsi di Indonesia. Menurut Forbes, Departemen Keuangan Indonesia pimpinan Sri Mulyani kini menjadi departemen paling tidak korup. Dia juga menyederhanakan peraturan investasi dan menciptakan insentif pajak.
Sedangkan tahun 2008 Sri Mulyani juga masuk dalam jajaran 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes. Berada di peringkat ke-23, Sri Mulyani mengalahkan nama-nama beken lainnya seperti Hillary Rodham Clinton, Aung San Suu Kyi dan Oprah Winfrey. Sri Mulyani dianggap cukup berpengaruh karena setelah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, cadangan devisa Indonesia terus meningkat menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Kini bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan Sri Mulyani di Departemen Keuangan. Wanita yang baru saja berulang tahun ke-46 ini juga dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU Investasi.Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar yang diperoleh ibu tiga anak ini sebelumnya. Sri Mulyani pada Maret lalu juga telah dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair (SIIA).
Namun di balik sepak terjangnya yang cukup spektakular tersebut, Srikandi ekonomi ini terjebak masalah kasus dana talangan bank Century. Masalah itu semakin pelik ketika masuk ranah politik. Ternyata, seperti yang tidak diduga penyelesaian melalui politik ini membawa dampak yang lebih besar dan akan menghantam siapa saja di antara yang bisa dihantam.

Pelajaran Berharga
Apapun teori para pengamat yang kebenarannya sulit dibuktikan, langkah mundur Sri Mulyani adalah langkah manusiawi dan cerdas. Daripada dijadikan salah satu sarana sasaran tembak dalam upaya lawan politik untuk menekan pemerintah. Dalam keadaan seperti saat ini, malaikat pun segan untuk mengelola bangsa ini dan jika tidak dilakukan pembenahan sistem dan moral yang bisa menjamin hak dan kewajiban setiap orang.
Selama ini tampaknya akal politik terlalu mendominasi akal sehat. Bayangkan manusia super seperti Sri Mulyani yang sangat diakui oleh dunia Internasional terbuang sia-sia potensinya untuk ikut membangun bangsa. Prestasi dan kehebatan seorang Sri Mulyani diapresiasi oleh dunia internasional tetapi di negara sendiri terus dipaksa untuk mengakui kesalahan atas kerja profesionalnya.
Rasio politik yang dilatar belakangi kepentingan kelompok dan individu selalu dijejali sikap paranoid. Sikap paranoid berlebihan itu selalu memenuhi otak para politikus bahwa apapun faktanya bahwa Sri Mulyani harus salah dan harus dilengserkan serta dihukum. Sikap buruk paranoid ini akan mendominasi pikiran negatif dengan mengabaikan fakta hukum, prestasi dan capaian yang dilakukan Sri Mulyani.
Sayangnya fakta politik melalui rekomendasi Pansus Century seringkali mengabaikan fakta hukum. Hal ini akan memperburuk sikap tidak fair dan tidak bermoral politikus. Buktinya, mereka selalu merongrong terus posisi Sri Mulyani meski proses hukum sedang berlangsung dan penegak hukum belum memvonis salah.
Akan lebih menyakitkan lagi, nantinya bila Sri Mulyani dinyatakan tidak bersalah secara hukum. Bila ini terjadi maka bangsa ini mungkin tidak akan pernah memaafkan para politikus yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan manusia super seperti Sri Mulyani. Bila skenario itu benar adanya maka pengalaman mengenaskan itu sangat berharga bagi bangsa ini. Pengalaman penting itu adalah jangan sekalipun politikus menggunakan rasio politik tanpa diikuti akal sehat, moral dan etika. Akibatnya, akan mengabaikan kebenaran dan kepentingan rakyat. Hal itu akan mengorbankan hak dan kewajiban yang tidak terlindungi oleh hukum saat seorang pejabat pemerintahan berkarya membangun bangsa.
Selamat berjuang Srikandi Ekonomi. Semua akal sehat pasti akan prihatin saat mendengar kisah seorang hebat yang dikuya-kuya di negeri sendiri tetapi dihargai di negeri orang. Ketika bangsa membutuhkan tangan dinginmu, tangan panas lain menggoyang posisimu. Di tempat baru ini tunjukkan prestasi, bahwa kamulah srikandi Indonesia yang paling pantas. Bila kamu lebih bersinar di Dunia Internasional maka sebagian orang yang menyia-nyiakan potensimu adalah termasuk sebagian orang yang merugi.

Kisah "DARWIS TRIADI", ikon Fotografi Indonesia


Awalnya Darwis muda adalah seorang pilot. Ia sempat menuntut ilmu di sebuah sekolah tinggi penerbangan di daerah Curug, Tangerang sekitar tahun 1975. Namun, belakangan Darwis merasa tak cocok dengan profesinya sebagai penerbang. Pada tahun 1979, akhirnya ia mengambil sebuah keputusan  berani: banting stir ke dunia fotografi. Padahal, pengetahuan Darwis di bidang fotografi kala itu tak bisa dikatakan memadai. Apalagi latar belakang pendidikan formal pria yang kini berusia 56 tahun tersebut pun tak bersangkut paut dengan bidang fotografi. Saat ditanya bagaimana ia dulu menekuni bidang barunya, Darwis menjawab,” Karena waktu itu orang masihbelum tahu mau belajar (fotografi) kemana, jadi saya belajar sendiri.” Menuntut ilmu secara otodidak ia lakukan dengan banyak membaca buku dan aktif melakukan praktik di lapangan.
Mengapa memilih berkarier di bidang fotografi? Darwis sendiri tak memiliki jawaban pasti. Yang jelas, berpuluh tahun yang lalu itu ia hanya memikirkan sebuah keahlian yang kira-kira dapat menjadi sumber kehidupannya kelak di masa depan, tanpa perlu kembali ke bangku perkuliahan. “Saya enggak tahu tiba-tiba kepikiran foto. Akhirnya terus saya jalanin foto,” ungkap Darwis. Menurutnya, bidang fotografi di Indonesia pada waktu itu belum terlalu diperhitungkan orang. “Tapi saya berpikir fotografi itu enggak seperti ini nantinyaMakanya saya harus belajar benar,” tambahnya.
Selama kurang lebih empat tahun, Darwis mencoba menekuni fotografi secara mandiri. Sekitar tahun 1983, ia mulai mencari beragam informasi dan mengikuti kursus fotografi di sejumlah negara seperti Jerman dan Swiss.  Untungnya Darwis bukanlah tipe orang yang pelit untuk berbagi ilmu. Seiring dengan pengalaman dan pengetahuannya yang semakin bertambah, sejak tahun 1985 ia mulai giat menjadi pembicara dalam berbagi seminar dan pelatihan terkait kegiatan “menembakkan” kamera. Dari situ, keinginan untuk membuat sebuah lembaga pendidikan fotografi kemudian timbul. Darwis mengungkapkan,” Pernah waktu itu saya berjanji, kalau saya jadi fotografer beneran, saya mau bikin sekolah fotografi yang nonformal, tapi profesional.” Apa yang mendasari lahirnya janji tersebut? “Mungkin karena dasarnya saya senang ngajar ya,” jawab Darwis.


Darwis Triadi School of Photography
Janji itu lunas ketika pada tahun 2002 Darwis berhasil mendirikan sebuah lembaga pendidikan fotografi yang diberi label sesuai namanya. Berlokasi di Jalan Pattimura No.2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Darwis Triadi School of Photography membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin mahir “menjepret” mewujudkan harapannya. Membuat sebuah sekolah fotografi diakui Darwis tak mudah, terutama dalam menyusun kurikulum. Namun, pemotret yang karyanya pernah dimuat di majalah internasional Vogue dan Hasselblad tersebut tak ingin begitu saja menyerah. Seiring perjalanan waktu, Darwis terus mencoba menyempurnakan kurikulum di sekolah yang didirikannya tersebut.
Dari tahun ke tahun, Darwis Triadi School of Photography menunjukkan perkembangan yang signifikan. Selain sudah mempunyai cabang di Bandung dan Surabaya, sekitar 11 ribu orang juga tercatat pernah menimba ilmu di sekolah tersebut sejak pertama kali dibuka. Inilah salah satu janji yang terlunasi dengan manis. Bagi Darwis sendiri, berkah menjadi kian melimpah karena semakin hari ia semakin merasakan kesenangan pribadi dari aktivitasnya mengajar. Ia menuturkan,”Saya merasakan ngajar itu sangat menyenangkan. Malah kadang saya merasa sangat frustasi kalau yang saya ajar itu enggak ngerti.”

Makna fotografi dalam hidup
Secara terang Darwis mengatakan bahwa ia menemukan makna kehidupan dalam fotografi. Bahkan bergelut dengan dunia yang dicintainya selama lebih dari 30 tahun terakhir telah membuat Darwis merasa dapat mengalami hidup lebih dari dimensi yang sebenarnya. Ia menjelaskan,“Saya motret (karena) ingin menemukan bahwa sebetulnya dasar fotografi itu apa. Bukan hanya sekadar motret jegrek jadi gambar.” Lebih lanjut penulis buku Kembang SetamanSecret Lighting, dan Terra Incognita itu menguraikan bahwa fotografi telah menuntunnya dalam proses pencarian jati diri hingga akhirnya menemukan makna kehidupan yang sejati.
Passion hidup Darwis memang tercurah pada bidang fotografi. Hal ini membuatnya tak pernah lelah melakoni profesi yang sama selama berpuluh-puluh tahun. Darwis menerangkan,“Karena saya sudah menemukan (bahwa) begitu saya berbicara foto, saya motret, saya hidup.” Begitu menyatunya Darwis dengan fotografi, ia sampai kesulitan menjawab ketika ditanya pengalaman apa yang paling menarik selama menapaki jenjang kariernya. Bagi Darwis, urusan memotret selalu meninggalkan kesan menarik.
Walaupun sudah terjun selama puluhan tahun, dalam beberapa momen Darwis mengaku masih terbebani akan tanggung jawab pekerjaannya. Momen yang bisa membuatnya merasa demikian contohnya ketika ia mesti memotret untuk kepentingan iklan atau mengambil gambar para pejabat. “Untuk saya berat,” kata Darwis. Selain itu, beberapa kali Darwis juga dihinggapi duka terutama jika apa yang ia pikirkan,rencanakan, atau imajinasikan tidak terealisasi dalam foto sebagaimana yang diharapkan. Namun, Darwis segera memberi catatan dengan mengatakan,” Tapi sukanya, karena itu pekerjaan, hobi, hidup, (dan) jiwa saya, senang akhirnya. Apapun bentuknya kalau fotografi itu bawaannya senang.

Tips bagi fotografer pemula
Perjalanan Darwis hingga berada di posisinya saat ini sungguh panjang. Ia memulai pekerjaan sebagai fotografer dari titik nol. Kepada mereka yang ingin menekuni profesi sebagai pemotret, Darwis pun menekankan pentingnya tiga hal: spirit(semangat), motivasi, dan sikap mental. Menurut pria berkaca mata tersebut, tiga hal di atas terkadang tak dipedomani dengan baik oleh para fotografer pemula. Dalam pandangan Darwis, sejumlah fotografer pemula memiliki daya juang yang kurang tinggi.“Spiritnyakadang-kadang, anak-anak sekarang kurang tinggi. Semuanya serba instan, ingin cepat,” tukasnya.
Selain kurang berdaya juang, Darwis menilai sejumlah pemotret pemula juga tampak minim motivasi. Padahal faktor itu sangat penting bagi seseorang untuk bisa menunjukkan yang terbaik dan menjalani fotografi dengan sebuah konsekuensi tanggung jawab moral. Berkaitan dengan sikap mental, Darwis mengambil contoh sikap sombong dan cepat merasa puas terhadap hasil yang dicapai. Ia mengatakan,”Karena (di bidang) fotografi, pada saat kita menganggap kita baik, itu hancur.Sebetulnya sama dengan kalau manusia itu sombong, tinggal ambruknya aja.”

Pesan untuk anak muda
Darwis telah membuktikan bahwa kesetiaan dalam menjalani pekerjaan yang dicintai akan menghasilkan pencapaian mengesankan. Kepada generasi muda, pria yang pernah ditunjuk produsen lampu Bron Elektronik AG asal Swiss untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997 itu menegaskan perlunya ketekunan di bidang-bidang yang tengah dijalani.“Semua bidang yang kita tekuni, pasti menjanjikan,” ungkap Darwis. Lebih jauh ia juga berpesan agar orientasi dalam melakukan sebuah profesi tidak semata-mata tertuju pada hal-hal yang bersifat fisik. “Yang kita kejar adalah prestasi(dan) dedikasi kita,” lanjut Darwis.
Menurut Darwis, kesuksesan seseorang dalam bekerja utamanya bisa diukur dari seberapa besar manfaat keahlian yang bersangkutan bagi masyarakat banyak. Ia puncenderung berpikir bahwa urusan rezeki sebaiknya dipisahkan dari tanggung jawab moral terhadap profesi. Dari situ, totalitas menjalani profesi akan dapat tercapai dengan lebih optimal. Darwis mengambil contoh musisi kaya dan terkenal, almarhumMichael Jackson. Ia menuturkan,”Berapa ratus juta orang yang terhibur kalau diamenyanyi? Begitu dia meninggal, orang kehilangan. Itulah hidup makna yang sebenarnya. Selain dia juga menghasilkan (uang) dari itu.” Di ujung perbincangan, Darwis tak ketinggalan berpesan soal pentingnya kecintaan terhadap profesi. “Cintailah profesi itu sama halnya Anda mencintai diri Anda di dalam berkehidupan,” pungkasnya.