Translate

Kamis, 27 Maret 2014

The King of F1, Sebastian Vettel


Sejarah kembali terukir di ajang balapan Formula 1. Kali ini pelakunya adalah pebalap Jerman, Sebastian Vettel. Pebalap tim Red Bull Renault ini mencatatkan diri sebagai pebalap termuda yang menjadi juara dunia sepanjang masa penyelenggaraan F1. Vettel juara pada usia 23 tahun 133 hari di Sirkuit Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (14/11).
Rekor yang dibuat Vettel ini memperbaiki pencapaian pebalap Inggris, Lewis Hamilton, pada musim balapan tahun 2008. Pebalap McLaren Mercedes itu menjadi juara dunia saat berusia 23 tahun 301 hari.

Dalam wawancara seusai balapan, Vettel mengungkapkan, dirinya baru menyadari menjadi juara dunia setelah mobilnya melintas garis finis di Sirkuit Abu Dhabi. Padahal, semua anggota timnya sudah tahu dia juara sejak pertengahan balapan dengan melihat posisi dua pesaingnya, Fernando Alonso dari Ferrari dan rekannya satu tim, Mark Webber, yang terlempar dari posisi empat besar.
Menurut Vettel, timnya sengaja tidak memberitahu skenario ini sampai akhir balapan agar dia bisa konsentrasi untuk memenangi balapan. ”Sejujurnya saya tidak tahu apa pun. Menjelang sepuluh putaran berakhir, ahli mesin tim saya, Rocky (Guillaume Rocquelin), selalu memberi peringatan untuk membawa mobil ini sampai finis,” kata Vettel.

”Setelah menyentuh finis, semua orang berteriak. Saya sendiri tidak bisa berkata apa-apa karena masih tak percaya kalau saya menjadi juara dunia,” ujarnya.
Misi tidak mungkin

Sebelum balapan, Vettel mengaku tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan apa yang akan terjadi pada balapan nanti. ”Saya seperti mendapatkan perasaan dan imajinasi yang beraneka ragam sebelum memaksakan diri untuk tidur,” jelasnya.

Lumrah kalau Vettel sampai galau. Apalagi jika menengok penampilannya yang tidak konsisten selama musim balapan kali ini. Dia memang juara di lima seri. Namun, dia juga mendapatkan beberapa hasil buruk, baik karena kecelakaan ataupun masalah ketahanan mobilnya.
Dibandingkan para pesaingnya, Vettel adalah satu-satunya pebalap yang belum pernah memimpin klasemen pebalap. Di samping Alonso, tercatat ada tiga pebalap lain yang pernah memimpin klasemen, yakni Hamilton, Webber, dan Felipe Massa.

Sebelum balapan di Abu Dhabi, peluang Vettel untuk juara dunia bahkan cukup tipis. Di klasemen sementara pebalap, dia hanya berada di peringkat ketiga dengan koleksi nilai 231. Sementara di atasnya ada Webber dengan 238 poin dan Alonso 246 poin. Untuk menjadi juara dunia, Vettel harus menang di Abu Dhabi, itu pun dengan catatan Alonso dan Webber tidak boleh finis pada posisi empat besar.

Karena itu, buat Vettel, balapan di Abu Dhabi seperti sebuah misi yang tak mungkin. Namun, segala sesuatu masih bisa terjadi sampai akhir balapan. Dalam sejarah Formula 1, situasi seperti ini pernah terjadi pada musim balapan tahun 2007. Ketika itu, pebalap Ferrari, Kimi Raikonen, juga berada di posisi yang sama dengan Vettel. Namun, dalam balapan terakhir di Brasil, Raikonen menyodok dan menjadi juara dunia melewati pimpinan klasemen sebelumnya, Lewis Hamilton dari McLaren.

Karier cemerlang
Anak ketiga dari empat bersaudara itu mengenal ajang olahraga balap motor (motorsport) ketika ayahnya, Norbert, memberinya hadiah Natal sebuah gokar Bambini 60 cc pada saat usianya baru 3 tahun.

Nobert seorang maniak balapan, dan dia sering hadir sebagai penonton dalam beberapa ajang balapan besar di Jerman, seperti F1, MotoGP, dan balap turing lokal. Ibu Vettel, Heike, adalah ibu rumah tangga yang pada awalnya sempat cemas saat mendengar Vettel turun di ajang balapan.
Melihat istrinya cemas dan gugup saat melihat Vettel berlaga di ajang gokar yunior, Norbert lantas memperkenalkan Heike dan Vettel kecil kepada Michael Schumacher, yang dia kenal dari sebuah ajang balapan F3 Jerman (1990). Di luar dugaan, Schumi menjelaskan apa itu motorsport kepada Heike. Dia juga bahkan melihat Vettel mempunyai masa depan bagus di ajang tersebut.
Vettel mengawali karier balapnya dengan mengikuti lomba mobil Kart tahun 1995. Bakatnya terus terasah dan kemampuan balapnya kian berkembang dan matang sebagai pebalap yunior. Seperti kebanyakan pebalap F1 lainnya, tahapan balapan seperti formula BMW, Formula 3 juga dilaluinya. Bakat hebat Vettel pula yang membawanya bergabung dengan tim Formula 1 BMW Sauber.
Kesempatan mencicipi mobil F1 didapat Vettel pada sesi latihan hari Jumat di Grand Prix Turki (2006). Dia pun langsung mencatatkan diri sebagai pebalap termuda yang mengendarai mobil F1. Usianya ketika itu baru 19 tahun 53 hari. Balapan resmi pertamanya terjadi pada musim balap 2007 di Grand Prix Amerika Serikat. Ketika itu, dia menggantikan pebalap utama Robert Kubica yang cedera. Hebatnya, Vettel langsung memberi bukti dengan meraih poin pada lomba itu. Dia pun menjadi pebalap termuda yang bisa meraih poin di balapan F1.

Di luar kesibukan membalap, Vettel mengaku belajar banyak tentang trek-trek F1 lewat simulasi dan game komputer, seperti PlayStation, karena saat ini uji coba trek dengan menggunakan mobil sebenarnya sudah dibatasi oleh FIA. Dia juga gemar menonton film, mendengarkan musik, dan membaca buku. Dia sering bertukar buku dengan sesama pebalap F1, Nico Rosberg.
Setelah pindah ke tim Toro Rosso, Vettel menjadi pebalap utama. Dia pun terus menunjukkan bakat hebatnya. Dia menjadi pebalap termuda yang memimpin balapan di Grand Prix Jepang. Tahun 2008 menjadi awal prestasi emas Vettel, setelah menjuarai Grand Prix Italia. Lagi-lagi prestasi ini membuat dia tercatat sebagai pebalap termuda yang bisa menjuarai seri F1.
Tahun 2009, dia pindah ke Red Bull. Kemampuan balapnya kian matang meski kerap terlihat terlalu agresif. Namun, keberuntungan belum memihak Vettel. Meski mampu merebut gelar juara di empat seri, hasil itu belum cukup mengantarnya ke puncak klasemen dan harus puas sebagai runner-up di bawah Button.

Tahun 2010 menjadi puncak kehebatan Vettel. Terlepas dari aksi balapnya yang hebat serta dukungan tim yang solid, musim ini Vettel juga dinaungi keberuntungan. Dia menjadi juara setelah dua pesaingnya meraih hasil buruk dan terlempar dari posisi empat besar pada balapan terakhir di Abu Dhabi. Hasil inilah yang mengantarnya menjadi juara dunia. Jika pada awal karier F1 Vettel dijuluki ”Bayi Schummy”, sekarang Vettel boleh disebut pengganti Schummy, legenda hidup F1 yang sama-sama berasal dari Jerman

Korean Grand prix

Bahrain Grand prix

Japan Grand prix

German Grand prix

Singapore Grand prix

Indian Grand prix

Belgian Grand prix

United States Grand Prix

Italy Grand prix

Abu Dhabi Grand prix

Brazil Grand prix

Canadian Grand prix

Malaysian Grand prix

Spanyol Grand prix



New Delhi Grand prix


Sebastian vettel kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar